umroh q

umroh q
at madinah

Sabtu, 04 Juni 2011

skripsi q "study epidimeologi"

study epidimeologi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, menyangkut fisik, mental, maupun sosial budaya dan ekonomi. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan yang menyeluruh, terarah dan berkesinambungan. Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi. Pertama: yang laten yaitu kematian ibu dan kematian bayi yang masih tinggi akibat berbagai faktor termasuk pelayanan kesehatan yang relatif kurang baik. Kedua: ialah timbulnya penyakit degeneratif yaitu menopause dan kanker (Yanti, 2010).
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kesakitan dan Angka Kematian Bayi (AKB). Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia berada. Profesi kebidanan secara nasional diakui dalam undang-undang maupun peraturan pemerintah indonesia yang merupakan salah satu tenaga pelayanan kesehatan profesional dan secara internasional diakui oleh International Confederation of Midwifeves (ICM), FIGO dan WHO (yanti, 2010 ).
Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan, maka salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas pelayanan obstetri dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat AKI dan AKB di wilayah tersebut. Hasil survei demografi dan kesehatan indonesia tahun 2007 menyebutkan bahwa AKI tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini turun dibandingkan AKI tahun 2002 yang mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes, 2007).
Sedangkan angka kematian bayi (AKB) berdasarkan Estimasi Badan Pusat Statistik tahun 2007 sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan AKB tahun 2002-2003 yang sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup. Kecenderungan penurunan AKB dapat dipengaruhi oleh pemerataan pelayanan melalui perbaikan gizi yang pada gilirannya mempengaruhi daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit (Dinkes, 2007).
Angka Kematian Ibu (AKI) yang diperoleh melalui SDKI dan SKRT hanya menggambarkan angka nasional dan tidak dirancang untuk mengukur angka kematian ibu menurut provinsi. Hasil Susenas tahun 2005 menunjukkan angka kematian ibu di Provinsi DIY sebesar 105/100.000 kelahiran hidup, angka ini mengalami penurunan dibandingkan hasil Susenas sebelumnya, yaitu sebesar 110/100.000 kelahiran hidup (Dinkes DIY, 2005).
Jumlah kematian ibu yang terlaporkan dari pencatatan dan pelaporan melalui dinas kesehatan tahun 2007 dilaporkan sebesar 34 kasus kematian dengan perincian kematian pada ibu hamil sebanyak 3 kasus, kematian ibu bersalin 16 dan kematian ibu nifas sebanyak 15 kasus (Dinkes DIY, 2008).
Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup di Provinsi D.I.Yogyakarta sampai dengan tahun 2007 lebih rendah dari pada target angka nasional. Hasil pelaporan yang disampaikan melalui Dinas Kesehatan kabupaten/kota pada tahun 2007 jumlah kematian bayi di propinsi DIY sebanyak 317 bayi dengan jumlah kematian bayi terbanyak di kabupaten Kulon Progo (107 kematian bayi) dan terendah di kota yogyakarta (15 kematian bayi) (Dinkes DIY, 2007).
Bidan sebagai pemberi pelayanan kebidanan merupakan ujung tombak dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan Angka kematian Bayi (AKB). Salah satu kontrisbusi menurunkan AKI dan AKB adalah dengan memberikan pelayanan kebidanan yang berkualitas. Agar pelayanan kebidanan yang diberikan dapat berkualitas bidan harus memiliki cara pandang bagaimana pelayanan kebidanan yang berkualitas (Asri, 2008).
Keberhasilan pelayanan tesebut dipengaruhi oleh pengetahuan, keyakinan, pemahaman dan cara pandang bidan dalam kaitan atau hubungan timbal balik antara manusia/ wanita, kesehatan( lingkungan, pelayanan kebidanan, perilaku dan keturunan), pemahaman bidan terhadap sejarah pelayanan kebidanan dan pendidikan bidan, konseptual model dan teori yang melatar belakangi praktik kebidanan, peran fungsi kompetensi dan ruang lingkup praktik bidan, metode pendekatan pemecahan masalah dalam melakukan asuhan kebidanan yaitu manajemen kebidanan, standar pelayanan kebidanan, prinsif pengembangan karier bidan termasuk didalamnya Kepmenkes No 369/Menkes/SK/III/2007 tentang standar profesi bidan (Asri, 2008).
Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan menurut Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, Pendidikan berasal dari kata didik, Lalu kata ini mendapat awalan kata me sehingga menjadi mendidik artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dari pernyataan diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Ahira, 2011)
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat Al-Mujaddilah ayat 11 yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:”berlapang-lapanglah kamu dalam majelis”, maka lapangkanlah. Niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:”berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadalah, 58:11). Para ahli menafsirkan ayat ini untuk mendorong diadakannya kegiatan di bidang ilmu pengetahuan dengan cara menjunjung tinggi atau mengadakan dan menghadiri majelis ilmu. Orang yang mendapatkan ilmu itu selanjutnya akan mencapai derajat yang tinggi dari Allah SWT.
Dengan dilaksanakannya proses belajar mengajar, tentunya diperlukan juga suatu evaluasi dari kegiatan pembelajaran tersebut. Menurut Sudijono (2008) Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu. Untuk dapat menentukan nilai dari sesuatu yang sedang dinilai itu, dilakukan pengukuran, dan wujud dari pengukuran itu adalah pengujian, dan pengujian inilah yang dalam dunia kependidikan dikenal dengan istilah tes. Evaluasi klinik terhadap kompetensi profesioanal dalam pendidikan kebidanan merupakan aktivitas yang paling penting untuk mengukur keterampilan mahasiswa dalam memberikan asuhan kebidanan pada pasien secara komprehensif.
Menurut Yanti (2008), Penerapan kurikulum berbasis kompetensi menuntut adanya evaluasi hasil belajar yang berdasarkan kompetensi juga. Mahasiswa dikatakan kompeten jika lulus pada tiap domain kompetensi yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Salah satu cara untuk mengevaluasi hasil belajar kurikulum berdasarkan kompetensi dapat dilaksanakan dengan metode Objektive Structure Clinical Assesment (OSCA). Ujian kompetensi (OSCA) ini merupakan syarat untuk mendapatkan Surat Ijin Bidan (SIB), yang kelak berguna ketika terjun di masyarakat.
Akademi Kebidanan merupakan salah satu Program Studi yang menerapkan strategi pembelajaran dengan metode ceramah, diskusi dan simulasi, karena proses perkuliahan di Akademi Kebidanan memanfaatkan 40% pertemuan di kelas untuk teori dan 60% praktik. 60 % praktik klinik dilakukan di laboratorium dan di lapangan. Sebelum diaplikasikan langsung terhadap klien, mahasiswa melatih keterampilan di laboratorium. Praktik klinik di laboratorium dilakukan dengan metode simulasi. Pada proses belajar mengajar di Akademi Kebidanan, praktik laboratorium mahasiswa dilakukan setelah mereka mendapatkan pemahaman Asuhan Kebidanan secara teori terlebih dahulu (Soenarsih, 2008).
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) ‘Aisyiyah Yogyakarta, Guna meningkatkan keterampilan mahasiswanya, kususnya program studi DIII Kebidanan sesuai dengan visinya yaitu sebagai pendidikan tinggi kebidanan unggulan yang mampu menghasilkan lulusan profesional dan berakhlak mulia telah menerapkan ujian praktikum akhir semester dengan metode OSCA khususnya pada mahasiswa semester I dan III yang lalu. Dengan dilakukannya ujian ini maka saya tertarik untuk mengevaluasi pelaksanaan ujian praktikum tersebut.



B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dapat dirumuskan “ Bagaimana Pelaksanaan Ujian Praktikum Dengan Metode OSCA pada Mahasiswa Semester I dan III DIII Kebidanan Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta tahun 2011?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya Evaluasi Pelaksanaan Ujian Praktikum dengan Metode OSCA pada Mahasiswa Semester I dan III DIII Kebidanan Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta tahun 2011.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya seberapa jauh pemahaman mahasiswa Semester I dan III DIII Kebidanan Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta mengenai OSCA.
b. Diketahuinya kesan atau perasaan mahasiswa Semester I dan III DIII Kebidanan Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta saat mengikuti ujian praktikum dengan metode OSCA.
c. Diketahuinya manfaat Ujian OSCA bagi mahasiswa Semester I dan III DIII Kebidanan Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta tahun 2011.
d. Diketahuinya persiapan mahasiswa Semester I dan III DIII Kebidanan Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta sebelum mengikuti ujian praktikum dengan metode OSCA.
e. Diketahuinya peran keluarga dan teman seangkatan selama ujian tersebut.
f. Diketahuinya pendapat mahasiswa Semester I dan III DIII Kebidanan Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta mengenai dosen penguji.
g. Diketahuinya Prosedur dalam pelaksanaan Ujian Praktikum dengan metode OSCA pada Mahasiswa Semester I dan III DIII Kebidanan Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta tahun 2011.
h. Diketahuinya Peran Pembimbing atau penguji dalam pelaksanaan Ujian praktikum dengan metode OSCA pada Mahasiswa Semester I dan III DIII Kebidanan Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta tahun 2011.
i. Diketahuinya Kendala dalam pelaksanaan ujian praktikum dengan metode OSCA pada Mahasiswa semester I dan III DIII Kebidanan Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta tahun 2011.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang evaluasi dengan metode OSCA sebagai salah satu metode ujian pada praktikum.
2. Bagi Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta
Sebagai masukan bagi Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta sebagai evaluasi pelaksanaan ujian dengan metode OSCA.
3. Bagi Mahasiswa Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan informasi mengenai pelaksanaan Ujian dengan metode OSCA.

4. Bagi Peneliti selanjutnya
Sebagai salah satu pustaka yang dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian yang serupa dengan penelitian ini.
E. Ruang Lingkup
1. Ruang lingkup Materi
Lingkup materi penelitian ini mengenai evaluasi pelaksanaan ujian praktikum dengan metode OSCA pada Mahasiswa Semester I dan III DIII Kebidanan Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta.
2. Ruang Lingkup Informan
Informan yang diperlukan untuk melakukan penelitian adalah Mahasiswa semester II dan IV DIII Kebidanan Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3. Ruang lingkup waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Juli 2011 yaitu mulai dari study pendahuluan, penyusunan proposal, pengumpulan data sampai pengumpulan laporan penelitian.
4. Ruang lingkup tempat
Penelitian ini dilakukan di Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta. Berdasarkan study pendahuluan pada bulan Februari sampai maret 2011 di Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta.

F. Keaslian Penelitian
Penelitian ini hampir serupa yang pernah dilakukan, yaitu :
1. Cesa Septiana Pratiwi (2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil Uji kompetensi dengan metode OSCA lulusan DIII kebidanan di Propinsi DIY tahun 2009. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif phenomenologic. Metode pengambilan sampel dengan Snowball Sampling dan pengambilan data dengan Indepth Interview dan FGD. Analisis data dilakukan secara deskriptif analitis.
2. Dwi Nurjayanti (2009). Evaluasi Hubungan Skill Laboratorium Asuhan Kebidanan II metode OSCA dengan Prestasi Belajar Asuhan Kebidanan II di STIKES ‘Aisyiyah Surakarta. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik yang dilakukan di STIKES ‘Aisyiyah Surakarta pada bulan Juli 2009. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan tehnik simple random sampling yang terdiri dari 86 mahasiswa. Data yang dikumpulkan meliputi hasil skill laboratorium asuhan kebidanan II dan prestasi belajar asuhan kebidanan II. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumentasi evaluasi pembelajaran baik secara teori maupun keterampilan kemudian ditabulasi dan dianalisa dengan korelasi Kendall Tau, yang dilakukan dengan komputer program SPSS versi 14. dari hasil penelitian diketahui 3,5% mahasiswa Kebidanan semester III memiliki skill laboratoriumasuhan kebidanan II dengan predikat A, 69,8% B dan 6,7% C. Sedangkan untuk prestasi belajar asuhan kebidanan II diperoleh 12,8% predikat A, 60,5% predikat B, 24,4% predikat C dan 2,3% predikat D. Berdasarkan hasil uji korelasi Kendall Tau terdapat hubungan yang signifikan antara skill laboratorium Asuhan Kebidanan II dengan prestasi belajar Asuhan Kebidanan II dengan didapatkan nilai τ = 0,683 dengan interpretasi data bahwa prestasi belajar Asuhan Kebidanan sebesar 68,3% dipengaruhi oleh skill laboratorium, sedangkan 31,7% dipengaruhi oleh faktor lain seperti faktor jasmaniah, motivasi dan lingkungan.
3. Sarwoko (2009). Pengaruh metode role play terhadap pencapaian hasil ujian asuhan kebidanan I dengan metode OSCA pada Mahasiswa Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali jalur umum semester II tahun 2009. Sampel dipilih dari mahasiswa Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali jalur umum semester II tahun 2009. Sejumlah 47 mahasiswa dari kelas A mendapatkan metode role play, dan 48 mahasiswa dari kelas B mendapatkan metode konvensional. Variabel hasil yang diteliti adalah pencapaian hasil OSCA asuhan kebidanan I, baik pengetahuan maupun ketrampilan mahasiswa tentang pokok bahasan pemeriksaan obstetrik. Variabel perancu yang diperhitungkan motivasi belajar. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan check list. Data dianalisis dengan model analisis regresi linier ganda, dengan program SPSS versi 16. Hasil penelitian menunjukkan metode pembelajaran role play mampu menghasilkan nilai pengetahuan dan ketrampilan asuhan kebidanan I mahasiswa yang lebih tinggi daripada metode konvensional (b= 9.55; p= 0.007 untuk pengetahuan; b= 8.20; p= 0.000 untuk ketrampilan).
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama meneliti dan mengevaluasi pelaksanaan OSCA yang diselenggarakan di institusi pendidikan kesehatan. Sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dibandingkan beberapa penelitian yang telah disebutkan di atas adalah pada tujuan penelitian, sampel, dan tempat penelitian. Pada penelitian ini, bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan ujian praktikum dengan metode OSCA pada mahasiswa Semester I dan III DIII Kebidanan Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa Semester II dan IV DIII Kebidanan Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar